Menginjak tahun 2019 saya sudah menyimpan banyak tenaga untuk berjuang, menyematkan banyak doa dan harapan untuk tahun berikutnya, 2020.
Semakin dekat dengan suami, berharap segera mendapat kabar baik mengenai pekerjaan, masa depan.
Namun selebihnya, hal buruk datang, tak cuma sekali, bertubi-tubi.
Kakak ipar yang sudah harus menghadap Yang Maha Kuasa. Lagi-lagi harus kehilangan anggota keluarga dalam keadaan sedang merantau jauh.
Duka juga belum hilang, Allah kasih tanda cinta lagi berupa ujian. Adik mengalami kecelakaan menjelang pengajian 7 hari kakak ipar.
Belum juga pulih, sakit hati rasanya harus kembali ke perantauan.
Semua saya telan bulat-bulat dan menyakini tanda cinta Allah SWT tersebut.
Setelahnya, 1 kabar baik datang dari pekerjaan. Alhamdulillah, progress baik.
Namun, lagi-lagi Allah menguji lagi hambaNya. Seluruh hambaNya. Berupa pandemi, covid-19.
Semua harus saling menjaga jarak. Bersyukur mereka yang sudah dekat dengan keluarga hidupnya. Tidak dengan saya dan suami, masih hidup masing-masing di daerahnya masing-masing pula. Tidak bisa saling bertemu, bahkan dengan keluarga masing-masing. Momok terbesar adalah bulan Ramadhan dan Idul Fitri nanti. Harus terpisah jauh secara fisik, tak bisa berkumpul bahkan dengan keluarga inti sekali pun.
Sakit.
Rindu.
Sakit sekali.
Lagi, saya, kita, harus menanamkan dalam benak bahwa ini adalah tanda cinta dari Allah SWT. Semua ujian akan ada kelulusannya. Dan yakin, bahwa badai pasti akan berlalu. Segera. Secepatnya. Aamiin.
0 comments:
Post a Comment