yang tak terlupakan,19 Januari 2013.

Jalan-jalan sama temen kuliah.

Puluhan Pantai Cantik Di Gunungkidul Yogyakarta

Butuh Referensi pantai-pantai di Jogja?? cuss klik judulnya!

Pantai Jungwok dan Pantai Greweng

Adventure is out there!!!

Les dan Privat Akuntansi Yogyakarta

hai!kamu yang di jogja (SMA/SMK/Perguruan Tinggi) lagi bingung sama yang namanya akuntansi?? jurnal jurnal ampek laporan keuangan?? yuk les/privat akuntansi

Sunday 20 September 2020

Quote of The Day

"Lelah boleh, menyerah jangan."

Untuk Shifa, dari Shifa.

Pontianak, 20 September 2020.

Hai.
Usia yang semakin bertambah secara nominal. Namun berkurang secara waktu. Cukup-cukupin nangisnya. Maaf sudah sering menyakiti diri sendiri dengan segala ke-overthinking-an itu. Maaf sudah pernah sempat membenci diri sendiri. 

Shifa..terima kasih sudah menjadi orang yang mau memikirkan keadaan orang lain yang terkadang berlebihan dan itu kurang baik jadinya.
Terima kasih sudah mau dan mampu berjalan sangat jauh.
Terima kasih sudah menjadi perempuan yang hebat, merantau, keluar dari zona nyaman, berjuang demi masa depan.
Terima kasih sudah mau belajar bagaimana "menerima".
Terima kasih sudah mau berusaha sangat luar biasa. 
Terima kasih sudah menyerahkan segalanya kepada Allah SWT, termasuk segala perkataaan dan perlakuan orang lain yang buruk terhadapmu. 

Boleh jika ingin melihat kebelakang, namun hanya sekedar untuk melihat betapa hebatnya dirimu sudah melalui hal-hal yang lalu. Sulit atau mudah, senang maupun susah, kamu mampu dan kuat. Jangan meratapi apa-apa yang sudah-sudah.

Kamu boleh duduk sebentar untuk mengatur nafas. Itu perlu. Silakan.
Kemudian teruslah berjalan, lari, kejar apa yang membahagiakan bagimu.
Tanpa lupa orang-orang yang mendukung dan mendoakanmu. Tanpa lupa apa saja yang sudah kamu lalui.

Aku harap kamu menjadi pribadi yang makin luar biasa hebat. Menjadi istri yang solehah dan anak yang berbakti kepada orang tua.

Percaya saja. Semua akan segera berlalu seperti yang sudah-sudah. 

Yakinlah.

Berbahagialah, kamu, kita.

Terima kasih banyak ya. ❤️

Saturday 19 September 2020

Pikir matang informasi atau telan

Dengan kondisi pandemi saat ini kita dituntut untuk menjaga diri dan juga orang lain. Minimal untuk diri sendiri memang.
Kemudian ditambah lagi dengan tantangan menahan informasi bohong, hoax, belum dapat dipertanggungjawabkan serta tantangan bagaimana mengolah suatu informasi yang kita dapat walaupun sumber dari katanya dapat diandalkan. Mengolah dalam artian, menimbang terlebih dahulu informasi tersebut dengan cara bagaimana kita menyampaikannya, pikirkan terlebih dahulu sebab akibatnya nanti jika informasi tersebut sudah tersebar. 
Terlebih, sasaran informasi tersebut utk orang2 yg notabene sudah lebih dulu menerapkan hal2 yang sudah seharusnya dilakukan. Jauh berbeda dengan yg menyampaikan yg tak peduli dengan sekitar, seenaknya buang ingus ditempat dengan tisu2nya.
Benar, memang hal tersebut ingin disampaikan karena penting dan mungkin dapat membahayakan orang lain. Terlebih informasi tersebut hanyalah setengah2. Tapi pikirkan terlebih dahulu matang2, plus negatifnya.
Ada banyak hal yang musti dijaga. Ada banyak hati dan pikiran yang lebih harus diutamakan untuk tetap waras.
Ada orang yang hari2nya menjadi gelap, oenuh ketakutan, kekhawatiran, bukan apa, beban moril yg mungkin setiap orang berbeda2. Ada keluarga jauh yang betapa cemasnya mengetahui informasi tersebut.
Hingga pada akhirnya, informasi tersebut ternyata salah. Ada beberapa hal yg mungkin oknum tersebut tidak paham bahkan mungkin tidak kompeten dalam hal tersebut ditambah lagi dibagikannyalah informasi tersebut ke orang yang sangatlah tidak tepat. Kesehariannya saja sudah terbaca.
Bagaimana tidak terluka? Bagaimana tidak sakit, hati orang, keluarga yang diakibatkan oleh informasi tersebut. Banyak rencana masa depan yang sudah dirancang sedemikian rupa hingga pada akhirnya menjadi berantakan dikarenakan sebuah kecemasan berlebih. Betapa luarbiasanya dampak akibat informasi salah tersebut.
Kemudian ada yang berkata.."tidak boleh kayak gitu, dia pun tidak niat dan bertujuan seperti itu". Mohon maaf nih, sebelumnya pernah nyoba memposisikan diri sendiri seperti orang2 yg sudah terkena dampak informasi salah itu nggak? Memposisikan diri sebagai keluarga yang menjadi korban penyampaian informasi yg tak dapat dipertanggungjawabkan? Engga kan? Kok kita yang harus maklum? Kok kita yang harus menerima hari2 kita seperti mimpi buruk? Berpikir dulu ga matang2 dampak apa yang akan terjadi jika informasi setengah yg ga jelas dan blm bs dipertanggungjawabkan beredar? 
Sudah minta maaf tapi masih ada "ngeles" maaf atau apa itu?
Setelah terbukti salah apakah meminta maaf? Tidak. Seolah semua biasa saja. Tapi tidak untuk korban.

Pelajaran bagi saya. Pelajaran bagi saya. Cukup. Hanya Allah yang tahu apa yg saya dan keluarga rasakan, maka hanya Allah lah yang dapat membalas setimpal atas perbuatan2 tersebut. Allah yang balas. Allah yang balas.

Maka penting bagi kita untuk, pikir matang2 atau mending telan saja untuk diri sendiri.

Sunday 13 September 2020

Mengenai Pilihan

Hidup itu penuh dengan pilihan. Masing-masing orang punya caranya untuk memilih. Pake perasaan, akal, logika? Atau cang cing cup kembang kuncup? Sesepele ngitungin jumlah kancing? Ah....andai seremeh itu. Makin dewasa makin aneh-aneh keadaannya. Dihadapkan dengan beberapa pilihan dalam menentukan masa depan.
Eh!! Siapa aku nih mau milih masa depanku kayak gimana???
Oke..mungkin lebih pasnya, aku ini merencanakan masa depan yang bagaimana. Namun ujungnya Allah lah yang punya kuasaNya untuk menentukan apa yang terbaik untuk ku, hambaNya. HambaNya yang segini ringkihnya. Segini cengengnya. Segini lemahnya.
Silakan memilih, yakin, lalu pasrahkan kepada Allah. Begitu teorinya. Praktekin. Sungguh bagi hambaNya yang lemah ini, hal ini merupakan ujian yang level tinggi, karena mencakup hal yang bernama "ikhlas". Lagi-lagi....aku ini manusia biasa, ikhlas itu dah kayak yang bisa kah manusia itu benar-benar "ikhlas"?? Bisa kah?? Eh meragukan diri sendiri maupun orang lain ini namanya. 
Balik lagi, menentukan pilihan lalu memasrahkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas segala-galanya adalah termasuk ujian bagiku. Semoga aku lulus dengan nilai sempurna. Tapi tunggu, sempurna itu hanya milik Allah. Aku akan tetap berusaha dan berdoa, sisanya Allah yang menentukan dengan kuasa-Nya.