“Bapak, aku pengen mukena baru”,
kalimat itu terus terngiang-ngiang dipikiranku. Suara putriku, Ani. Gadis 8
tahun itu ingin mukena baru untuk bulan Ramadhan nanti. Semenjak kematian
Ibunya 3 tahun yang lalu, hal-hal mengenai sandang bahkan mukena pun tak
dihiraukannya. Dipikirannya hanya bagaimana anaknya bisa makan, tidur, dan
bersekolah. Walaupun dengan seragam ataupun makan sederhana.
“Bapak, aku pengen mukena baru.
Lihat ini sobek dan berjamur di lingkar muka, masak sholat mukenanya udah jelek
gini pak, apalagi kalau ke masjid, jadi
keliatan makin jelek kalau dibandingin sama yang lain’’, kata Ani merengek.
Sang ayah hanya tersenyum sambil melihat-lihat kondisi mukena yang
diperlihatkan anaknya. “iya nak, tunggu berkah Ramadhan itu datang ya nak”,
batinnya. Si bapak memang tak pernah tega berucap hanya sekedar mengiyakan atau
menyuruhnya untuk bersabar dulu.
“Aku ini pemulung, sekedar untuk
membeli air mineral 500 rupiah saja aku berpikir ribuan kali, mending disimpan
untuk makan”, gumamnya.