yang tak terlupakan,19 Januari 2013.

Jalan-jalan sama temen kuliah.

Puluhan Pantai Cantik Di Gunungkidul Yogyakarta

Butuh Referensi pantai-pantai di Jogja?? cuss klik judulnya!

Pantai Jungwok dan Pantai Greweng

Adventure is out there!!!

Les dan Privat Akuntansi Yogyakarta

hai!kamu yang di jogja (SMA/SMK/Perguruan Tinggi) lagi bingung sama yang namanya akuntansi?? jurnal jurnal ampek laporan keuangan?? yuk les/privat akuntansi

Saturday 31 December 2016

Menikah (8)

H-1 di sore hari.

Semua sudah oke. Tinggal proses masak2 yang masih berlangsung dan menunggu hari H saja.

Deg degan?? Ya lah. Ndak usah lah ya aku ceritain gimana perasaanku sekarang. Susah mau jelaskannya. Karena apa? Karena susah pokoknya. Haha

Pokoke joss!!

Friday 30 December 2016

Menikah (7)

Hari ini dari jam 2.30 pagi udah mulai rewang masak2 lagi, ibu2 tetangga, tukang masak pagi2 sudah datang.

Walaupun dari subuh hujan deres sampai sekarang jam 08.00 masih gerimis tak jadi kendala berarti. Mau ga ada ojek dan becek, semua ga jadi masalah. Repot sih dikit tp gapapa.

Agenda pagi ini adalah bagi2 nasi sayur lauk dan roti satu cetak ke semua tetangga, kerabat, keluarga. Ratusan porsi. Luaaarrr biasaaa. Mantap jiwa!!!

Wednesday 28 December 2016

Menikah (6)

Sudah hari Rabu, yang kayanya tenda dan deklit mau datang untuk dipasang. Dan dari kemaren mushola depan rumah lagi pasang kanopi yang belum kelar juga sampe sekarang. Hemm semoga selesai tepat waktu dan tidak saling menghambat pekerjaan satu sama lain ya.

Biar sama2 selesai, sama2 bisa menikmati hasil.

Sabar. Ini ujian.

-shifa kepada shifa yang rungsing karena mau asa hajat tapi mushola jg ada gawe. Ndak papa..semoga cepat selesai. 😂😂

Monday 26 December 2016

Menikah (5)

Duh kemaren2 panas minta ampun. Tahu tahu hujan pulak. Kayak perasaanku aja. Habis gersang tahu2 banjir karena bad mood. Wkwkkwwk. Alay ya.

Capek banget rasanya beres2 rumah, ini itu ini itu (lebay).

Sunday 25 December 2016

Menikah (4)

Yakinlah, mengenai "mau menikah itu disenengsenengke atine" walaupun kenyataannya memang benar menikah itu adalah hal yang paling membahagiakan bagi calon kedua mempelai tetapi tetap akan banyak masalah yang ada-ada-aja datengnya, adalah benar adanya.

Yakinlah, mengenai "calon manten jangan ikut mikir urusan dapur" walaupun kenyataannya tetep aja ga bisa acuh sama hal begituan, segala hal persiapan untuk hari H dipikinya benar2 sampai bikin pusinh sendiri, adalah benar adanya.

Yakinlah, mengenai "kamu harus begini harua begitu biar nanti manglingi di hari H" walaupun kenyataannya mau usaha kayak apa juga dikarenakan pikiran yang ga bisa seloow ditambah lagi omongan orang yang macam mereka yg punya hajat dan ngeluarin duit, bakalan tetep bikin dahi berkerut, adalah benar adanya.

Tapi yakinlah wahai calon pengantin dimana saja kalian berada, semua hal diatas bukanlah menjadi masalah besar. Tetaplah berbahagia dan riang gembira. Kuncinya adalah berdoa dan berusaha untuk menikmati semua kendala tersebut. Kendala yang hanya satu kali seumur hidup kita rasakan (insya Allah).

Jangan takut. Jangan. Ada Allah SWT yang selalu menyertai kita.

-shifa kepada shifa yang sedang menguatkan hati sendiri.

Menikah (3)

Masih sama seperti hari sebelumnya, mengontrol emosi dan pikiran untuk ga kemana2 dan mikir yang macem2.

Mengontrol diri untuk tidak marah dan sedih akan sesuatu hal yang sebenarnya sepele.

Kayak...habis ketawa ketiwi, tahu tahu 5menit kemudian entah kenapa jadi bad mood, tahu2 entah kenapa jadi sedih ngga beralasan. Entah. Entah kenapa rasanya sedih aja gitu. Aku pun bingung.

Dan entah kenapa tahu2 ya emosi banget sama hal yang sepele dan bisa aja merubah mood seharian. Huft. Capek juga.

Jadilah aku cari hiburan, baca2 blog favorit. Nonton youtube, atau beberes rumah. Pokoknya ga ada deh pikiran tuh nganggur.

Sepertinya juga harus kurang-kurangin ngeLine calon manten laki. Biar kurang2 berantemnya. Hehe

Tapi kangen.

Saturday 24 December 2016

Menikah (2)

"calon manten dipingit, ndak bole ketemuan"

Awalnya kayak yaah itu sih tradisi doang tanpa memikirkan apa manfaat yg dapat diambil dari kegiatan pingitan.

Dan sekarang aku mulai menyadari betapa pentingnya pingitan.
Tahu ga sih betapa "ada-ada-aja" masalah yang bikin calon manten berantem, mulai dari hal sepele yang bisa aja bikin naik darah. Kalau saja calon manten bisa bebas bertemu hingga hari pernikahan, perang dunia ketiga keempat kelima mungkin terjadi.

Yang kita sendiri adalah pelaku LDR rasa2nya akan terjauh dari hal2 tersebut karena yaa secara otomatis udah kepingit karena ga bisa ketemu.

Tapiiiii...

Tetap saja. Komunikasi jarak jauh tetap saja menimbulkan polemik. Bawaanya uring-uringan, hal sepele yang yaaa siapa sih yang ga mau acara pernikahannya nanti sempurna sesuai yang diharapkan?

Dan menyatukan 2 otak manusia itu luar biasa kerja kerasnya. Aku maunya begitu, tapi mas cukup begini aja. Aku maunya begini, tapi dengan berat hati mas nurutinnya. Ada. Dan aku merasakannya.

Banyak hal. Maka selain dipingit untuk tdk saling bertemu, dipingit untuk tidak saling berkomunikasi juga perlu sepertinya. Biar lewat perantara pihak ketiga aja komunikasinya, bisa lewat ibu atau saudara kandung. Heheee

But, so far so good. Saling mengerti dan memahami adat istiadat dan kebiasaan masing2 itu cukup.

-shifa kepada shifa yang lagi pms.

Thursday 22 December 2016

Menikah (1)

Ada waktunya berangan2 umur sekian harus menikah. Ada saatnya berangan2 membuat acara akad nikah dan resepsi bak putri raja. Hehe

Pernah. Hanya pernah.

Semakin bertambah usia semakin bisa berpikir realistis mengenai kehidupan yang sedang berjalan maupun masa depan. Mengenai bahwa menikah bukan hanya wajar dilakukan ketika sudah mapan, umur 25 tahun, dan resepsi mewah mengundang ratusan orang.

Semakin kesini semakin merasa cukup untuk tidak berlebihan dan menyerahkan segalanya kepada yang Maha Kuasa, Allah SWT.

Iya, sekarang, setelah terus memperbaiki diri, memantaskan diri, dan memasrahkan segalanya kepada Allah SWT, tiba juga akhirnya waktu untuk menyempurnakan ibadah bagi kami.

Yaitu, menikah.

Sunday 18 December 2016

Apa hikmahnya?

Rasa-rasanya aku menyesal. Menyesali sesuatu yang sulit aku ungkap disini. Selalu menguatkan diri sendiri dengan kalimat "tidak ada yang perlu disesali, semua ada hikmahnya". Tetapi mana? Apa hikmahnya? Ini sepertinya udah terlalu lama.

Hikmah apa yang bisa aku ambil? Aku belum juga tahu.

Dan kapan?

Saturday 17 December 2016

Anak Kos (3)

Anak kuliahan dan orang kerja pemikirannya memang berbeda. Terlihat dari kebiasaan dalam kesehariannya jika di kosan. Nah apa itu? Banyaaaaak. Hehe

Joroknya, rapinya, berisiknya, disiplinya. Macem2 variabel deh. Yang pasti lebih tertata anak kos yang sudah bekerja, minimal beberes ya pas hari libur bekerja atau weekend atau bahkan malam bisa beberes. Kalau anak kuliahan, kapan kapan beberesnya, sedapet hidayahnya. Mau kamar atau dapur hancur kayak apa juga kalau belum dapet hidayah ya mager.

Tapi, ga semua lho ya, bisa sebaliknya loh. Aku pun nge kos jaman kuliah juga super mager, setelah ganti status sebagai pegawai ya berubah agak rapian lah ya.

Intinya adalah mood. Mood yang mengendalikan segalanya. Hahaha! Kalau aku, semakin aku stres semakin aku rajin beberes kamar (pelampiasan kali ya). Jaman kuliah, kalau habis kesel di kampus pulang kos langsung beberes geser2 lemari dan kasur. Pindahin posisi.

Kalau kalian?

Tuesday 6 December 2016

Anak Kos (2)

Segala macam kardus tak terpakai yang disimpan guna "siapa tahu berguna" lama-lama bikin penuh dan berantakan kamar. Kamar kos yang memang cuma kecil jadi makin sesak rasanya.

Tak ada cara lain selain mengikhlaskan untuk membuang barang2 tak berguna. Dan luar biasa, banyak debu dan sarang laba2 di barang2 tersebut. Setelah dikeluarkan, rasanya legaaaaa~~~

Lebih rapi, lebih luas (dikit) dan pasti lebih nyaman lagi.

Ada perasaan plong setelah seharian emosi. Haha.. ya beberes merupakan salah satu kegiatan pelampiasan emosi.

Beginilah anak kos dan mungkin anak-anak normal lainnya.

(Heh! Emang anak kos ga normal??!) 😂😂😂😂

Monday 5 December 2016

Anda itu siapa?

"Yang tahu aku dan keluargaku itu aku atau anda?? Ya jelas aku lah. Pikir lagi, anda itu siapa?"