Sebenarnya tidak terlalu penting untuk menulis postingan ini. Awalnya terlalu mahal waktu saya untuk menulis ini. Makin kesini makin risih juga mendengar pertanyaan bernada sok tahu dan menghakimi. Dari orang yang ga kenal dekat dengan saya bahkan orang yang dekat dengan saya, dari orang yang sksd sampai2 orang yang ga kenal tapi ikut2an. Menepis semua pertanyaan dan pikiran orang-orang sok tahu di luar sana pada akhirnya saya harus rela menyediakan waktu saya untuk mengutarakan apa yang terjadi sebenarnya.
"Kamu tu sering banget ya pulang"
"Kamu udah keseringan banget pulang"
"Ngapain sih kamu pulang terus, ga nabung apa?"
"Kamu tu ga niat kerja ya di ptk?"
"Banyak ih duitnya"
Bla bla bla blah
Sepele sih kalimatnya, tapi nadanya, intonasinya itu yang ga ngenakin bahkan nyakitin perasaan saya.
Sok tahu. Ngejudge.
Pertama, saya adalah seorang anak perempuan.
Saya punya hak dan kewajiban menjenguk orang tua saya.
"Kenapa ngga orang tuanya aja diajak ke Pontianak?"
Yang tahu kondisi orang tua saya adalah saya sendiri, anaknya. Orang tua saya tipikal orang rumahan yang kurang suka berpergian jauh bahkan pindah tinggal. Mereka lebih nyaman dan bahagia di rumahnya. Dan diusianya sekarang, capek karena berpergian bisa bikin sakit.
Kedua, orang tua saya di dunia ini tinggal Ibu saja. Praktis, saya lebih dan lebih lagi mencurahkan segala perhatian saya kepada ibu saya dengan membuatnya dia tidak terlalu kesepian dan didera rindu yang berlebihan yaitu dengan lebih sering pulang ke rumah untuk mengunjunginya. Dan ibu sangat berbahagia sekali saya pulang ke rumah.
Ketiga, sebagai reward diri saya sendiri. Saya bekerja, saya lelah bekerja. Senin hingga jumat, belum sampai disitu, masih banyak pekerjaan lain yang saya lakukan disamping sebagai orang kantoran. Saya berhak membuat saya bahagia, yaitu melihat ibu, keluarga, dan teman2 dekat saya bahagia bertemu saya, dengan cara "saya pulang ke rumah".
Keempat, saya adalah manusia biasa. Saya bekerja untuk keluarga dan saya sendiri. Saya mencukupi kebutuhan saya sendiri. Kini, ibu dan adik menjadi tanggung jawab saya juga. Mungkin bisa saja cukup dengan mengirim uang kepada ibu. Tapi ibu tak begitu butuh itu. Dan saya ingin lebih dari itu. Pulang dan berkumpul. Tidur bersama, makan bersama, bercanda di ruang tv rumah. Itu yang kami butuhkan. Untuk materi, itu plusnya.
Perlu kalian ketahui, semua materi yang saya keluarkan sudah saya perhitungkan, untuk hal mendesak sekalipun jika untuk keluarga saya tak perlu berpikir keras untuk mengeluarkan rupiah. Demi mereka dan saya sendiri tentunya.
Saya ngga nabung? Masa depan? Itu Allah SWT sudah mengatur, bukankah membahagiakan orang tua sama saja mempermudah rejeki anak? Ridho mereka menyertai saya, saya tidak pernah merasa kekurangan dan takut akan finansial masa depan saya. Saya terlalu sibuk bersyukur, alhamdulillah.
Tentu saja saya menabung. Selain itu juga saya "prihatin". Saya benar2 menahan diri untuk membelanjakan uang sekiranya saya tidak butuh barang itu. Atau berpergian tanpa mereka disini, saya kurang suka, saya sama sekali ga tertarik pergi ke luar negeri atau apalah itu. Rugi? Haha! (Ngakak aja dibatin)
Padahal saya sukanya jalan2 nggembel, wisata alam, klaten jogja aja belum puas. (Ngakak dibatin)
Bahkan, "kamu udah pernah belum ngajak ibu kamu jalan2, seneng2? Ajak aja ikutan."
Yang jadi anaknya siapa sih kok sok tahu banget. Ibu saya tidak suka berpergian jauh, jalan2 seperti itu. Sangat tidak suka! Saya lebih mengenal beliau karena beliau adalah ibu kandung saya. Dan tenang saja, kami sudah ada rencana untuk keluar negeri bareng, beribadah dan jalan2 sekalian. Calm down!
-------------------------------------------------------------------
Saya terlalu sibuk bersyukur sampai2 saya tak pernah ambil pusing mengeluarkan uang untuk sekedar pergi ke Jogja, Klaten atau bahkan ke Jakarta bertemu orang2 yang saya sayangi. Dan tentu saja saya sangat bahagia!
Semua uang saya, semua hasil dari jerih payah saya, gaji pegawai, honor kasih les akuntansi, honor jasa penyelesaian soal akuntansi, nulis, review produk dsb. Itu semua bukan uang anda, jadi jangan repot2 ngurusin tingkah polah saya ya. Nanti capek. 😂😂😂😂😂😂
Sekali lagi, saya berbahagia dengan cara saya bukan cara kalian.
Akhir kata, terima kasih sudah perhatian sama saya, terima kasih banyak ya. 😃