Monday 19 December 2011

Usir dia dari jiwaku!!

Tuhan, ijinkan aku melihat pelangi setelah limpahan air kau turunkan ke muka bumi. Aku mulai berkhayal, aku mulai berkhayal bahwa aku sedang melihat pelangi yang sama dengannya, dengan jarak yang terlampau hebat.

  "Berkhayal itu tak baik!!", sudah sangat sering telinga ini mendengar seruan semacam itu. sudah sangat sering mata ini melihat banyak bibir melafalkan kalimat itu. Bajingan memang!! aku tak suka orang berseru semacam itu!! bukan apa, tapi bukankah orang berhak melakukan apa yang dia inginkan, termasuk dengan berkhayal? aku hanya ingin mengisi kekosongan pikiran ku dengan hal itu, aku tak bisa membiarkan pikiranku berhenti bekerja dan sungguh tak mampu menghentikannya! pikiran ku memang sang pekerja keras, sampai-sampai dapat membuatku terjaga lebih lama dari manusia normal lainnya. Jika benar, itu tak baik tunjukkan bagaimana jalan agar pikiran ini bekerja pada semestinya dan agar pikiran ini tertidur pada waktunya. Jujur, aku tak mampu menghapus sebait kisah saja yang sudah terjadi di kehidupanku tanpa aku terbitkan sebait kisah lagi selanjutnya. Itu saja tak sepenuhnya dapat aku hapus. Kisah-kisah itu terus menerus jadi pengawal ilegal ku. Aku tak pernah mau! Aku tak pernah mau lebih-lebih jika kisah itu tak pantas atau tak baik untuk jiwaku jika terus saja jadi bayang-bayang dalam pikiranku!

Usaha ku saat ini hanyalah dengan berteriak, bernyanyi, mendengarkan music favorit sekencang mungkin pada kedua telinga ini. Ya!! aku sedang berusaha menghalau pikiran-pikiran itu dalam kepalaku! Ingin sekali aku mengusirnya! Mungkin di suatu waktu aku mulai terlupa, tapi di waktu yang lain pikiran itu datang dengan sendirinya, dan langsung saja mengoyak-ngoyak pikiranku, isi kepalaku, dan sungguh merenggut ketentramanku! "Bajingan!! Kau ini berani sekali merenggut semua ketentraman jiwaku dan begitu mudahnya kau masuk dalam hidupku seperti ini. Mana ketentramanku, kembalikan!!", batinku berseru. Ingin sekali aku meneriakimu. Ingin sekali aku putar waktu sehingga kau "sebagai penyebab utama" pikiran-pikiran keparat ini datang dan betah dikehidupanku tak pernah ada! Ingin sekali aku berdamai padamu, kemudian memeluk erat pikiran-pikiran keparat itu sebagai tanda perpisahan. 
Ya Tuhan....aku tak pernah ingin berlaku kasar kepada segala ciptaanMu, termasuk pikiran-pikiran itu. Saat ini aku berteduh pada payung yang berlabel "manusia labil dan galau" semacam itu istilahnya trendnya. Aku tak pernah menginginkan ini semua, tapi bukankah ini pemberianMu?? dan bukankan setiap apa yang Engkau berikan pada hamba-Mu ada sebait hikmah yang dapat aku terima setelahnya?? Ya!! Aku sedang menunggu itu, hikmah dari segala rasa, pikiran, kegelisahaan, kebahagiaan, serta apa saja yang Engkau berikan untukku... Aku rasa aku belum menerimanya. 
Tuhan..hapus segala pikiran buruk yang semakin hari semakin dapat membuatku berlaku negatif. Kemudian, datangkan hikmah itu "segera" kepadaku. Bukankah aku juga berhak ya Tuhan? Lalu, dekatkan aku kepada orang-orang pilihanmu tentunya yang terbaik untuk jiwa serta ragaku. Aku yakin Engkau menyanyangiku. Dan aku pun akan lebih mendekatkan diriku pada-Mu. Aku hanya sedang mencari pelarian dan pelampiasan atas segala gangguan dari pikiran-pikiran keparat itu. Maka dari itu, tunjukkan aku jalan yang terang dan lapang, tuntun aku agar tak salah arah. Aku tak pernah ingin mengosongkan pikiran ku ini, tapi aku juga ingin mengisi pikiran ku dengan hal yang semestinya dan sewajarnya. Bukan pikiran-pikiran yang ditimbulkan dari sebait kisah lalu yang sangat menyanyat perasaan ku itu. Aku tak mau berkawan dengan kisah lama yang buruk beserta para sekutunya!! Aku mau semuanya berakhir, dan pada akhirnya aku akan melihat pelangi setelah sekian lama hujan itu turun..... Amien.


0 comments:

Post a Comment