mungkin untuk orang lain ini cerita biasa aja, sepele banget. tapi ga tahu kenapa ini bener2 muter2 terus di pikiran aku. antara seneng, haru, nano-nano deh.
gini loh, sebelumnya baca dulu postingan ku ini "panen telo" nah postingan ini adalah kelanjutannya.
karena ada panen ketela itu tadi, aku disuruh bapak buat bagi2 ke sodara sama tetangga-tetangga, hampir sekampung rata sih. satu yang menarik dari acara antar mengantar ketela ini. ke salah satu warga di desaku, dia seorang nenek tua. dulunya dia produsen "karak" tahu ga??? itu semacam rambak atau krupuk. tapi bahannya dari beras (gendar/nasi padet). dia udah tua banget, saat ini udah ga bikin sekaligus jual lagi, dulu aku langganan. hingga sore itu aku kerumahnya membawa seplastik ketela, dan apa yang terjadi? dia begitu ramah ingin menyalamiku, dia hanya duduk di teras rumahnya (jalan sudah agak susah). aku pun membalas salamnya, dan tanganku ga dilepas juga, alhasil kita pun ngobrol, walaupun pendengarannya sudah kurang (jadi aku ngomongnya agak kencengan dikit).
sepertinya dia masih agak mengenalku, aku jelaskan aku siapa, dan rumahnya dimana. aku bilang, "kulo shifa, anakke Umul" dia masih terbengong2 lalu aku bilang lagi "putune mbah yoso... mbah" artinya "cucunya mbah yoso...mbah". aku sebut nama nenekku karena aku yakin dia mengenal nenekku, mungkin jika nenekku masih hidup kurang lebih seumuran dengan simbah ini dan ruamhnya berdekatan dengan nenekku. dan benar saja, dia begitu gembira semacam antusias mendengar
aku siapa. dia bilang, "lama ga ketemu", akupun menjelaskan kalau aku di jogja. dia semakin bertanya-tanya, sekolah apa kerja, masih bujang atau tidak. yaahh..aku jawab sejelas-jelasnya, sedetail-detailnya dengan keadaan kedua tanganku masih digenggamnya erat.
menurutku ini tanda perhatian dan kasih sayang. entah, hanya karena aku yang terbawa perasaan krn merindukan nenekku (mbah yoso) atau apa.
hampir mau maghrib, aku undur diri, dan aku minta doa. sungguh Jumat sore yang indah...
0 comments:
Post a Comment